Banyak yang tak menyangka, Indramayu berhasil masuk 10 besar daerah dengan penurunan mobilitas tertinggi selama pelaksanaan PPKM Darurat di Pulau Jawa-Bali.
Pestasi itu tentunya patut dibanggakan supaya bisa menjadi percontohan dan pelecut semangat bagi daerah lainnya di Jawa Barat dalam mendisiplinkan masyarakatnya saat PPKM Darurat.
Prestasi tersebut diketahui dari unggahan foto di akun instagram resmi Bupati Indramayu @ninaagustina1708. Dalam unggahan foto tersebut menampilkan infografik “Top 10 Kabupaten/Kota Penurunan Mobilitas Terbesar di Indonesia”.
Selama dua pekan lebih PPKM Darurat berjalan, Indramayu sukses menjadi satu-satunya daerah di Jawa Barat yang berhasil masuk 10 besar daerah dengan penurunan mobilitas masyarakat terbaik se-Indonesia.
Dalam keterangan tertulisnya, Bupati Indramayu Nina Agustina mengaku bersyukur atas pencapaian tersebut. Ia lantas mengaku rahasia terbesarnya yakni mampu bekerja sama dengan semua elemen.
“Pastinya saya bersyukur dan mengucapkan terimakasih kepada Forkopimda, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Ormas, Jurnalis, kepada semua unsur, terutama masyarakat Indramayu,” ujarnya.
Meski begitu, capaian ini tidak akan berarti apa-apa jika kasus Covid-19 masih tinggi. Maka, ia meminta seluruh masyarakat untuk tidak lengan dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Kita masih harus waspada dan tidak boleh lengah sedikit pun, Covid-19 masih ada. Penurunan mobilitas yang tinggi tidak serta merta menghilangkan virusnya,” ungkapnya.
Adapun daftar-daftar nama 10 daerah yang palingan dianggap sukses menurunkan mobilitas masyarakat saat diterapkannya kebijakan PPKM Darurat sebagai berikut:
- Salatiga, Jawa Tengah sebesar -23,84.
- Blitar, Jawa Timur sebesar -23,48. dipo
- Indramayu Jawa Barat sebesar -22,50.
- Bondowoso, Jawa Timur sebesar -22,43.
- Purworejo, Jawa Tengah sebesar -22,04.
- Bantul, DIY sebesar -21,92.
- Yogyakarta, DIY sebesar -21,83.
- Pacitan, Jawa Timur sebesar -21,77.
- Gunung Kidul, DIY sebesar -21,59.
- Mojokerto, Jawa Timur sebesar -21,38